Jumat, 25 September 2009

Studying at Syracuse University (IELSP Batch VI)

Sebenernya, ini copy-paste dari tugas yg pernah dikasi sama Ibu Irid waktu kita mau pulang ke Indonesia. Gak bagus-bagus amat, soalnya ngerjainnya kejar tayang. Dan tidak mengguanakan style artikel, tapi style essay biasa. Hohoho… Sedikit share tentang belajar di SU..


STUDYING AT SYRACUSE UNIVERSITY

It almost 8 weeks since I arrived here, which means I will leave this city, particularly this University, very soon. Syracuse University is, indeed, a very good place to study. No wonder it is chosen as a place to study for many people from all over the world. Here, I have a lot of valued experiences that I cannot explain one by one. However, direct or indirectly, this 8-weeks-living-abroad changes me a lot; both personality and English skills.

Before I came here, I thought that to be accepted in a society was very easy, but then I realized that I was wrong. In fact, to be admitted by environment needs quiet hard efforts, especially for one who has a very bad temper like me. I used to be such person as I got angry easily. And then, one problem came and made me think that I must control my emotion unless I will lose everything. Unfortunately, I cannot tell how the problem was exactly. Maybe, that was not my fault 100%, but no need to blame on someone else. So, I admit that it was my mistake as a result that I did not control myself well. That was one of personality-changing experiences I faced here. Since that time, I am trying to improve myself.

After that, I tried to be more careful with my vicinity; in this case, people surround me. But still, I got a problem. At that time, I just realized that to be taken as the way you are by people is considerably almost impossible. I think I always take people as the way they are. That makes me, until now, cannot understand why it is so hard for people to take me as the way I am. People often misunderstand me for what I have done. For example, when I ask someone to do something, some people think that I am trying to the boss. I still do not know why. Now, I am learning to behave and to speak well.

Not only personality, this program improves my language capacity as well. I have to admit that my English is still not that good, but I know I made some improvement already; in textual, oral, and grammar. My grammar teacher always encourages me to pay attention to details. So, I am now doing my best to use grammar as detail as possible. Moreover, my oral and textual teachers always remind me to be more specific. This is kind of hard for me, because I tend to be an abstract thinker who is not really care about particular. My oral and textual teacher also force me to use logical and critical thinking which I was not accustomed to those things. Every time we write an essay or give a speech, the teachers ask us to be more critical in our work. Overall, I am sure I made a progress toward my English although it is not that significance.

Furthermore, this program has some good points. As I mentioned before, it improves my English and it gives me chances to be a better person in some aspects in terms of socialization. Not only that, this program also gives me opportunities to see the culture of American as well people from other countries such as China, Japan, Korea, Saudi Arabia, Kyrgyzstan, etc as I interact with them every day in and out class. Feeling the culture shock taught me how to solve that kind of situation that involves people from other countries who most of them are non-English speaker. This is also a big chance to show them, international students, that Indonesians are also able to compete with them although we come from the 3rd world country. Moreover, it also enables us to prove to American and other International Students that Indonesians are not that bad as they are shown on television. We do love peace, we respect people, and we are truly eastern people who are very friendly. So, this program gives us chances to make them see Indonesia as a good country.

However, there are some points that have to be improved within this program. For me, living with Indonesian mate in a room is not a bad idea, but it would be better if we lived with American because we could practice our English better. Then, as a university student, I am curious about how it feels studying in a real US University instead of merely studying in the Language Institute, not to mention the Institute is bad. So, I think it would a good idea to let the grantees feel the real US University situation by having a certain time to study in his/her major in the University.

Nonetheless, I am so thankful and proud to become a part of this prestigious program, because this program helps me to improve myself. I strongly hope I will be able to apply all what I got from here in my daily life in order to make the better vicinity. I hope in the future this program will be continuing, so that many Indonesians will improve their surroundings' quality.

IELSP Batch 7 is now open! Deadline Nov 12, 2009!

INDONESIA ENGLISH LANGUAGE STUDY PROGRAM (IELSP)

“Frequently Asked Questions”

  1. Apakah IELSP itu?

Indonesia English Language Study Program adalah program beasiswa yang menawarkan kesempatan untuk mengikuti kursus Bahasa Inggris di universitas-universitas di Amerika Serikat selama 8 (delapan) minggu.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris peserta, khususnya dalam English for Academic Purposes. Selain itu, peserta akan memiliki kesempatan untuk mempelajari secara langsung kebudayaan dan masyarakat Amerika Serikat karena peserta akan mengikuti program immersion dalam kelas internasional dimana mereka akan bergabung dengan peserta lain dari berbagai bangsa dan negara. Dalam program ini, peserta tidak hanya akan belajar Bahasa Inggris, namun juga akan mengikuti berbagai program kultural yang akan memberikan pengalaman yang sangat berharga.

  1. Siapa yang berhak mendaftar?

IELSP terbuka untuk mereka yang berumur 19 – 24 tahun dan masih aktif sebagai mahasiswa S1 minimal tahun ketiga (semester 5 keatas) di perguruan tinggi mana pun di Indonesia dari berbagai jurusan. Pendaftar juga harus memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang baik yang ditunjukkan dengan nilai TOEFL® baik International TOEFL® atau TOEFL® ITP minimal 450. Peserta terpilih juga harus bersedia untuk meninggalkan kuliah di tanah air selama 8 minggu karena akan mengikuti kursus intensif di Amerika Serikat selama waktu tersebut.

  1. Apa saja persyaratannya?

- berumur 19 – 24 tahun, dan

- aktif sebagai mahasiswa S1 minimal tahun ketiga (semester 5 keatas) di perguruan tinggi manapun di seluruh Indonesia (BELUM DINYATAKAN LULUS/MENEMPUH SIDANG KELULUSAN)

- memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang baik yang ditunjukkan dengan nilai TOEFL® baik International TOEFL® atau TOEFL® ITP minimal 450 (bukan Prediction Test)

- memiliki prestasi akademik yang baik

- aktif dalam berbagai kegiatan atau organisasi

- memiliki komitmen penuh untuk segera kembali ke tanah air segera setelah program ini selesai

- tidak memiliki pengalaman belajar di Amerika Serikat atau negara lain selain Indonesia

- memiliki sifat-sifat: aktif, mandiri, bertanggung jawab, percaya diri dan berpikiran luas.

- Menguasai komputer

  1. Bagaimana cara mendaftar?

Untuk mendaftar, dapat mengambil formulir di kantor Indonesian International Education Foundation (IIEF), Menara Imperium Lt. 28 Suite B, Jl. HR Rasuna Said Kav 1, Jakarta 12980. Formulir juga dapat di-download dari website IIEF di www.iief.or.id. Formulir boleh di fotokopi.

  1. Dokumen apa saja yang harus disertakan dalam formulir pendaftaran?

Pendaftar harus melampirkan dokumen-dokumen berikut dalam formulir pendaftaran yang telah dilengkapi:

- 1 (satu) buah pasfoto berwarna ukuran 4×6

- 1 (satu) buah fotokopi Kartu Identitas (KTP)

- 1 (satu) buah surat keterangan resmi dari universitas bahwa yang bersangkutan masih aktif terdaftar di universitas tersebut

- transkrip nilai dari semester 1

- 1 (satu) buah fotokopi Ijazah SMA (tidak perlu diterjemahkan)

- 1 (satu) buah fotokopi Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) SMA (tidak perlu diterjemahkan)

- 1 (satu) buah Surat Referensi dari dosen di universitas – menggunakan form khusus yang terlampir dalam Formulir Pendaftaran. Form Referensi yang telah dilengkapi harap dimasukkan kedalam amplop tertutup dan disertakan bersama Formulir Pendaftaran yang telah dilengkapi. Surat Referensi dari Dosen Matakuliah Bahasa Inggris lebih baik.

- 1 (satu) buah fotokopi nilai TOEFL® (International TOEFL® atau TOEFL® ITP)

  1. Formulir ditujukan ke mana?

Formulir yang telah dilengkapi dan disertai oleh dokumen persyaratan dialamatkan ke:

IELSP

Indonesian International Education Foundation (IIEF)

Menara Imperium Lt. 28 Suite B

Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 1 Kuningan

Jakarta 12980

(harap menuliskan IELSP di sudut kiri atas amplop)

  1. Kapan batas waktu pendaftaran?

Untuk Gelombang VII, formulir yang telah dilengkapi dan disertai oleh dokumen persyaratan harus diterima oleh IIEF paling lambat tanggal 12 November 2009.

  1. Apakah saya harus sudah memiliki paspor dan visa Amerika Serikat sebelum mendaftar?

Seseorang tidak perlu sudah memiliki paspor dan visa Amerika Serikat untuk bisa mendaftar. Jika terpilih, peserta akan diberikan waktu untuk mengurus paspor. Visa Amerika Serikat akan diurus oleh IIEF sebelum keberangkatan. Perhatian: Penerima beasiswa dijadualkan untuk berangkat ke Amerika Serikat pada bulan Mei/Juni 2010. (catatan: keputusan hasil seleksi tidak dapat diganggu gugat)

  1. Apakah ada biaya tertentu yang harus saya bayar dalam program beasiswa ini?

Program ini merupakan beasiswa penuh, dan peserta tidak dipungut biaya apapun. Penerima beasiswa akan ditanggung seluruh biaya kecuali biaya pembuatan paspor.

  1. Kemana saya harus bertanya untuk mendapatkan informasi?

Untuk informasi dapat menghubungi:

Indonesian International Education Foundation (IIEF)

Menara Imperium Lt. 28 Suite B

Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 1 Kuningan Jakarta 12980

Telp: 021 – 831 7330,Fax: 021 – 831 7331 (pada jam kerja)

Email: scholarship@iief.or.id

Cairdeas

Cairdeas, dalam bahasa Irlandia berarti PERSAHABATAN.
And what I'm going to talk is about friendship.

Saya punya banyak teman. Bukan sombong, tapi emang karna saya pindah-pindah sekolah gara-gara ngikutin si Papa yg pindah-pindah ke berbagai kota. Untungnya masih di dua provinsi; Riau dan Sumatra Utara. Positifnya dari sering pindah-pindah saya jadi punya banyak teman dan saya cukup adaptable. Tapi di sisi lain, saya gak punya sahabat.

Dari sekian banyak temen saya, cuma sedikit yang bisa saya klaim sebagai sahabat (asumsikan aja persepsi kita terhadap kata 'teman' dan 'sahabat' sama). Di kuliahan yg bisa saya sebut sebagai sahabat, cuma 1. Namanya Muhammad Kiki Wardana (see? Kiki is everywhere!), dia ini senior saya di kampus. Dan bernasib sama kaek saya, gara-gara "merantau" sebentar ke negri orang skripsi jadi tertunda (Ok, ini cuma a nice excuse dari kami aja :D). And the rest they're not my best friend I think, they're my close friend, including temen-temen saya di Soto Inc.

Dan yang terakhir, baru-baru ini saya dapet sahabat baru. No, they're more than that. They're my family,
The Syracusians.

The Syracusians adalah nama untuk ke10 orang pemuda bangsa (ceile..) yg mendapatkan beasiswa IELSP (ada di postingan lain) batch VI ke Syracuse University, New York untuk belajar bahasa Inggris selama 8 minggu. Ya, 8 minggu kita tinggal bersama di negeri orang, mungkin that make it very different and special.

Selama 8 minggu, kita tinggal di dorm yang sama. Makan di dining hall yg sama. Belajar di tempat yang sama, walopun beda-beda kelas. Nyuci di laundry yg sama. Bahkan mandi pun di kamar mandi yg sama (yg cewe sama yg cewe, yg cowo sama yg cowo)! Untungnya, gebetan kita beda-beda. Haaa..hahaha... :D

Dan yang paling saya suka adalah ketika latihan nari. Latihan nari adalah saat dimana kita semua kumpul, melepaskan segala atribut dan melupakan tugas untuk satu misi: menampilkan yg terbaik pada Indonesian Ceremony nantinya! Latihan nari adalah saat-saat kita berbego-begoan ria, saling menghina, mengejek, mencaci, memuji, dan membuat kita menghargai satu sama lain. Misalnya, kalo janji latihan nari jam 10 pagi di hari weekend, saya yg kebo abis kalo tidur mau tak mau harus bangun lebih cepat untuk sikat gigi, cuci muka (tanpa mandi tentunya^_^) dan ganjal perut sedikit sebelum latihan. Soalnya kalo saya terlambat saya gak enak sama anak-anak lain. Dan saya bisa dicerca dengan tatapan sinis mereka (Ok, saya bohong, they're not that mean).

Saat makan juga jadi favorit saya. Walopun awalnya berasa seperti di neraka karna saya gak bisa makan makanan yg aneh itu, tapi lama-lama saya bisa menikmati makanannya. Dan yg paling saya suka adalah suasananya. Saat makan, khususnya dinner (sekitar jam 5 ato jam 6 sore) kita pasti ngumpul, walopun gak lengkap tapi tetep aja bisa buat Dining Hall yg sepi itu jadi GEMPA BUMI (menurut istilah Gunar).

Saya ingat, hari itu hari Jumat, hari terakhir ujian Mid. Sehabis pizza lunch, saya langsung pulang ke Shaw Hall dan menuju ke Dining Hallnya. Sebelumnya, saya abis berantem (ato berdebat, apalah itu namanya) sama temen saya si Onta, yg saya ga suka temennya, Onta Cungkring, ikut-ikutan. Beuh.. Langsung aja gitu, begitu nyampe dining hall, saya langsung merepet-repet menumpahkan keluh kesah saya sama cewe-cewe (yg cowo masi solat jumat). Begitu cowo-cowo pulang, yg cewe-cewe pada balik ke kamar buat solat (waktu itu saya lagi ga solat). Saya duduk sama si Bhe and Gunar. Tadinya pada mau ngumpul semua tuh cowo-cowo semeja, tapi begitu ngeliat saya lagi murka ga jelas, mereka pada kabur ke meja depan kami. Alhasil saya ngomel-ngomelnya sama si Bhe doank. Gunar yg ga tau apa-apapun jd korban saya juga. Hahahaa..

Begitulah kita. Bohong banget kalo dibilang kita gak punya masalah intern. Pasti punya. Tapi itu semua bisa kita atasi. Bersama mereka saya ngerasa bisa jadi a better person, dan lebih dewasa dalam bersikap. Saya berharap suatu hari bisa reuni bareng mereka lagi. Entah itu di Indonesia, atopun di Amerika. Hohoho.. Amiiiin.. :)


ALEX : THE INTRODUCTION

Saya dilahirin dengan nama Rezky Khoirina dari ortu saya. Diambil dari bahasa arab yang artinyaRezeki yang baik. Dan secara saya orang BATAK, maka saya harus menambah embel-embel dibelakang nama saya yaitu Tarihoran, marga dari si papa (Well, ni marga emang ga terkenal, for further details lain kali saya jelasin di postingan lain). So, my full name is REZKY KHOIRINA TARIHORAN.

Saya punya banyak nama panggilan. Yang paling saya demen tu "QiQi". Yah, walopun pasaran, tapi saya seneng aja. Simpel. Saya juga di panggil Adek ato Dedek sama orang rumah (maksudnya ortu and abang2 saya, red) secara saya anak bungsu n cewe seorang diri, walhasil paling imut gitu deh *minta digampar mode on. Saya paling gak suka dipanggil REZKY kalo gak kepaksa. Biasanya nih, guru-guru n dosen-dosen suka manggil saya dengan panggilan ini. Ato temen-temen saya yg bukan orang Indonesia yang lupa gimana cara manggil saya, karna nama saya di facebook Rezky, yah mereka manggil saya Rezky juga (padahal saya udah sering bilang,"Just call me simply Qiqi")! Ada satu orang yang saya ridho manggil saya REZKY. Well, sebenernya sih bukan Rezky, tapi dia nyebut nama saya Rizqi, sesuai dengan lafal aslinya di bahasa arab (secara dia emang org arab! hihihihi ). Dan, saya juga punya nick name yg asli ga nyambung banget sama nama-nama saya yg lain; ALEX. WHY ALEX? Yeah, honestly, saya juga udah lupa kenapa saya dipanggil Alex. Tapi yang manggil saya Alex ni limited persons, cuma orang2 terdekat saya dikampus yg manggil saya Alex, walopun mereka sering menyingkatnya menjadi LEK (kesannya nama saya JELEK ato PAKLEK ato BULEK!) Dodol!!.

Saya sekarang masih mahasiswa, harusnya sih udah wisuda Oktober depan. Tapi, secara saya di awal sampe pertengahan tahun kemaren hectic berat (ato lebih tepatnya di hectic-hectic-an) so skripsi saya ketunda. Dan sekarang setelah semua kehectican saya telah usai, rasa malas melanda jiwa saya buat ngerjain skripsi. Duh, sumpah males banget ngomongin skripsi. Yang jelas sekarang saya seorang mahasiswi semester 9 (Oh Gosh! Betapa tuanya diriku!) di Universitas Negeri Medan jurusan English Applied Linguistics (silakan terjemahkan sendiri ^_^).

Domisili saya sekarang di Medan. Hometown saya juga disitu. Saya bercita-cita suatu hari gak tinggal di Indonesia, tapi saya gak mau ganti kewarganegaraan (setidaknya belum kepikiran). Soalnya kalo lagi tinggal di luar, jiwa nasionalisme saya bergelora membara! Tapi kalo udah balik lagi nih ke my beloved country ini, saya kerap kali maki-maki negara saya sendiri, khususnya
BIROKRASI. Tapi sepertinya agak susah merealisasikannya soalnya si Mama ga bakal setuju! Huhuhuhu.. :(

Segini aja kali ye introductionnya.
Kebanyakan juga males kale bacanya :)

Selamat menikmati :)