Jumat, 08 April 2011

Proyek Ratusan Juta Rupiah!


Sebagai kaum proletar, begitu menurut penganut Marxism (baca: Yudi Suparta, Amstud), saya sampai umur segini belum pernah meng-handle duit ratusan juta rupiah. Proyek saya yang paling gede itu waktu S1. Jadi, waktu itu kita atas nama HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) Bahasa Inggris UNIMED, bikin seminar berskala nasional (waktu itu belum berani bikin yg internasional), temanya apa saya lupa, yang ber-budget puluhan juta rupiah. And for me that was sooooo BIG (amount of money)!

Dan sekarang, di Amstud UGM 2010, kita punya rencana study tour ke Korea Selatan.

Mungkin, kalian berpikir bahwa tujuan saya ke KorSel adalah Choi Siwon (atau artis Kpop lainya). Seriously, if you think so, then you are soooooo naïve and, sorry, pathetic. No offense, sorry. It has nothing to do with them. Kalo mo masalah suka-sukaan, saya suka Zac Efron and I'm crazy about him as well, tapi toh saya realistis kalo ke Amerika itu bisa dikatakan hampir tidak mungkin kan? Dan saya juga pecinta berat onta-type, dan saya gak lantas mengusung ide untuk pergi ke Saudi Arabia kan? Emangnya pada mau umroh? Well, that's why, I guess I’d better try to explain why KOREA.

1. My very first and main reason: Senior-senior kita (Amstud) sudah berulang kali melakukan study ke National University of Singapore. Kenapa kita gak coba menjelajah ke tempat baru, untuk dapet feel baru, taste baru, dan pengetahuan yang baru? Kenapa mesti follower kalo bisa jadi following??

2. Seperti Jepang, Korea juga punya organisasi American Studies yang besar, The American Studies Association of Korea. Adanya organisasi ini mengindikasikan bahwa American Studies diminati, diakui keberadaanya, dan mempunyai tempat tersendiri di dunia pendidikan Korea. Coba, di Indonesia, ada emangnya yang begituan? Siapa tau, dengan trip ini, kita nantinya menginspirasi universitas-universitas besar lain di Indonesia untuk membuka prodi atau jurusan American Studies, sehingga nantinya akan ada The American Studies of Indonesia, dan UGM sebagai hostnya. Gilaaaaa…! I’m really looking forward to it!

3. Lalu, kenapa gak ke Jepang aja? Well, JAPAN IS DEFINITELY COST HIGHER THAN KOREA! Kalo ada yang mau menjamin sponsor mah ayok aja! Tapi lagi musim gempa gini..

4. Kalo mau langsung ke US saya sangat sangat setuju. Tapi lagi-lagi, masalah dana lah yang menghambat kita.

4. Perkembangan Korea sangat pesat sekali! Apa ga pengen tau system pendidikan (khususnya American Studies) mereka?

5. Bahkan SEKJEN PBB sekarang Ban Ki Moon yang notabene adalah orang KOREA!

6. Dan kita tau bersama bahwa Amerika dan Korea punya “special” relationship. Bagaimana hubungan itu dulu, sekarang, dan mungkin masa depan (*tsaaaahh…* McDowell banget ga seehhh…!!)? “Sejauh” apa sih keberadaan Amerika di dalam Korea?

7. Tapi, sejujurnya, saya pengen cari tau adalah kenapa di Korea (dan Jepang) American Studies itu kembang, di Indonesia ga? Ato let say, di Asia Tenggara. CMIIW (Correct Me If I’m Wrong), American Studies di ASEAN itu cuma ada di Indonesia dan Singapore. Bahkan, di Philipine, yang dulu bekas jajahan Amerika, ga ada American Studies! Kira-kira ini faktor dari kitanya sebagai orang Asia Tenggara, faktor dari Amerikanya, atau emang tu Jepang ama Korea yang “haus akan ilmu”???

8. Saya akan pikirkan kemudian

Begitulah alasan saya. Saya bukannya tidak mau pergi ke negara lain. Bahkan saya sudah menyiapkan India sebagai cadangan, kalo-kalo Korea karena-satu-dan-lain-hal tidak memungkinkan. Kalo sekiranya anak-anak AmStud yang lain bisa kasi destinasi dan alasan kenapa kita harus kesitu yang logis, saya rasa perlu dipertimbangkan.

Kembali ke topik, so study tour ini jelas memakan biaya besar. Saya tidak bisa menyebutkan nominal pastinya disini, tapi yang jelas more than IDR 100,000,000! Lah iyo, wong manusianya ada 22 yang mau berangkat. Dan jantung saya rasanya berhenti 3 detik setiap kali saya melihat di draft proposal jumlah uang yang kami butuhkan.

Dan saya sepenuhnya sadar, bahwa saya adalah orang pertama yang tidak boleh menyerah (melihat nominal uang yang kami butuhkan), karena sebagai ketua, sayalah yang bertanggung jawab meng-encourage teman-teman saya agar tetap percaya bahwa kaum proletar pun bisa study tour ke-let say- Korea, yg memakan biaya tidak sedikit. When there is a will, there is a way. Dan kalo saya yang patah semangat duluan, mau jadi apa proyek ini? Saya dan team cuma butuh dukungan, moril khususnya, bahwa apa yang kita kerjakan dan cita-citakan ini pasti tercapai. Oleh karena itu, divisi-divisi pencarian dana yang sudah kita bagi kemarin, baiknya sudah mulai memikirkan apa yang akan dilakukan, dan pada tanggal 14 April 2011 nanti sudah bisa dipresentasikan di kelas, sehingga kita bisa mulai mencari dana sesegera mungkin. Lebih cepat lebih baik!

Saya tau teman-teman Amstud dapat diandalkan!

Semangaaaattt..!!!

2 komentar:

  1. Wah wah wah...sepertinya yang bagian cari sponsor harus gerak cepat nih :D

    BalasHapus
  2. nah, tuh, untung segera sadar :D

    BalasHapus